Pages

mencoba menyederhanakan kita

28 May, 2012

Aku hanya ingin menyederhanakan semua detik ini. Dengan pikiran yang berkepanjangan semalam suntuk. Dengan mataku masih lebam hitam seperti panda-panda yang biasa kita lihat di Discovery channel. Aku memikirkannya sampai subuh, hanya untuk menjelaskannya padamu. Memiliki rasanya memang bahagia, tapi menahannya sendiri membuatku pandai berspekulasi.

Aku hanya ingin menyederhanakan semua detik ini. Dengan langkah yang mulai linglung melewati jalan menanjak. Tak apa kalaupun sol sepatuku terkikis aspal jalan, kakiku mulai panas dan memerah. Seberapa jauh lagi kita akan berjalan? Jangan khawatir, karena aku masih bisa memapahmu ketika kakimu tergelincir, langkahmu meragu ataupun saat kamu takut meloncati lubang yang menganga.

Aku hanya ingin menyederhanakan semua detik ini. Seperti petani yang berterima kasih kepada hujan yang menjadikan ladangnya subur, hidupnya baik-baik saja dan barang tentu bahagia. Apa kamu bisa mengerti ini ?

Aku hanya ingin menyederhanakan semua detik ini. Kamu.
Aku bahkan tak memerlukan kata-kata indah apapun setelah 'kamu' titik. Hanya itu saja, asal kamu ada. Jangan tanya, aku bahagia atau tidak. Jawabannya hampir-hampir membuatku bosan mengulangnya, dalam hati.

Tidak sampai semenit kan? Iya, sesederhana ini saja.


pict from here

Belakangan ini ada apa

17 May, 2012


Hal yang paling menyenangkan belakangan ini...
Berpapasan denganmu dan kita saling mengetahui, kemudian tersenyum bersamaan. Walaupun tak tahu maksudnya apa, kita hanya melakukannya saja.

Hal yang paling melegakan belakangan ini...
Mendengar suara tawamu, dan itu karenaku. Walaupun membuat jantungku harus bekerja lebih keras karena menahan kebahagiannya itupun tak apa, benar-benar melegakan.

Hal yang paling membahagiakan belakangan ini...
Saat kamu bercerita tentang banyak hal, aku hanya mengamati ekspresimu yang berganti-ganti dan telingaku masih setia mendengarkan. Waktu, tak begitu mengerti kita. 

Hal yang paling melelahkan belakangan ini...
Pernah aku berusaha mengatur nafas dengan benar, mengelus dada, menarik nafas lagi dan berniat menyapamu. Tapi kemudian tak terjadi apa-apa.

Dan hal apa yang paling bodoh belakangan ini ?
Saat berpapasan denganmu, dan aku tak berani menoleh untuk sekedar memperhatikan senyummu. Mungkin, aku hanya takut memperhatikanmu secara terang-terangan dan kau mendapatiku.