Pages

Santai kayak di pantai

26 January, 2012

Apa yang kalian pikirkan ketika di pantai ?

Apakah tentang deru ombak yang beramai-ramai saling menyapu ke pesisir, atau tentang buih yang pecah diantara gelombang. Irama yang terus berulang dan tak pernah berhenti. Itulah suara yang khas ketika bertemu dengan pantai. Dan rasanya sudah begitu lama saya tidak ke pantai. Menikmati angin, pasir, dan air garam yang sedari dulu begitu asin, tak berubah.

Pantai, tempat yang sederhana namun eksotis. Tempat yang murah tapi begitu tak ternilai ketika kita merindukannya. Mungkin kita akan berkata bosan dengan pantai, atau ah cuma pantai. Asal tahu saja, ada hal yang tak akan kita dapatkan di tempat lain kecuali di pantai. Disana kita bisa melihat semangat nelayan yang sedang mencari ikan, penjual asongan khas tepi pantai, atau mungkin anak-anak kecil yang begitu senang bermain di pantai. Kalau tidak sedikit peka, kita  tidak akan pernah menikmati pemandangan sederhana seperti itu. Rasa syukur  pasti begitu pelit muncul dari hati yang sudah begitu banyak melihat tempat yang lebih mahal.

***
Pantai pagi itu sangat cerah, walaupun awan hitam sudah terlihat di tempat lain, cahaya matahari masih bisa menembusnya. Kawan-kawanku yang gila sangat tahu tempat yang cocok menumpahkan lelah karena semalam suntuk bola mata ini tetap terjaga karena serius mengikuti rapat. Kebetulan ada bola yang nyasar, dan mereka mengajak saya bermain bola. Seperti anak kucing yang bertemu dengan gumpalan benang.

Padahal saya berniat istirahat saat itu, tapi melihat suasananya sayang juga kalau dilewatkan.
Puas bermain bola, mereka mulai saling dorong dan mengangkat orang-orang yang belum basah. Tentu saja saya jadi korban. Tidak ada rencana untuk terjun ke pantai pagi itu, karena memikirkan nasib tubuh ini yang tidak istirahat dari tadi malam. Nasi sudah menjadi bubur ayam dan akhirnya saya berenang menikmati setiap air asin yang masuk ke tenggorokan.

Tak lama berselang hujanpun mulai turun, mereka seakan ikut bermain dengan kami. Sempurnalah basah-basahan pagi itu. Menulis di pasir, membuat bentuk aneh-aneh dengan pasir. Semuanya kami lakukan. Pantai pagi itu benar-benar sudah menjadi gila karena kami, ataukah tepatnya kami yang menjadi gila karena pantai?  Terserah yang mana saja, asalkan tawa pagi itu bisa terulang dilain hari.

"Suara, nyanyian, musik, gunung, pantai, langit, padang pasir, laut yang membuat mereka indah sesungguhnya hal yang tidak kelihatan. Matahari juga tak bisa ditatap langsung oleh mata, tetapi yang membuatnya indah bukan hal yang bisa ditatap langsung oleh mata kan? Selalu ada sesuatu. Sesuatu yang misterius tetapi sangat bermakna. Itulah yang harus kau temukan… Keindahan bukanlah yang kau dengar atau lihat. Keindahan adalah yang kau rasakan. Jauh sampai ke dalam hati." — Fahd Djibran (Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan)


Tidak ketinggalan foto-foto kelakuan absurd kami waktu di pantai, untung saja tak ada satpam disana.

sok berjemur padahal lagi mendung =="
kejar-kejaran ala kuch kuch hota hai, tuh dibelakang nafsu amat sama sy =="
Okeh no coment buat foto ini. SUMPAH GUE DIPAKSA !!
Ayo nak, puas-puasin main sebelum Ayah pulang
Okeh-okeh ini editan pasti =="
Sebelum balik, pasang gaya dulu. :D

curhat si Putri Cahaya

17 January, 2012

Putri Cahaya, apa itu cinta ?
Jika kau tanya dia, ada banyak defenisi yang bisa ditulisnya tentang hal itu.

Kadang ditulisnya cinta itu obat manjur untuk orang sakit. Tapi aku mulai ragu, berarti cinta tak cocok untuk mereka yang sehat, entah itu jasmani atau rohaninya.
Kadang ditulisnya cinta itu adalah cahaya. Tapi lagi-lagi aku ragu, ketika terang benderang di terik siang saat matahari tengah berjemur apakah aku tak membutuhkannya ?
Kadang ditulisnya cinta itu adalah maya, kalau kau tahu maksudku Putri Cahaya benar-benar narsis dititik ini. Entah apa yang ada dipikirannya sekarang.

Tapi kali ini aku juga ikut tercengang saat Putri Cahaya bertemu dengan sang listrik. Yah pertemuan yang tak terduga dan juga begitu mustahil. Tapi dalam dunia seperti ini, hal mustahil pun kadang dianggap biasa. Dia hampir menduga cinta itu adalah listrik, tapi ternyata tak sama. Walaupun kadang ketika kita jatuh cinta terasa seperti ada aliran listrik ditemani rasa gugup tapi menurutku itu juga tidak bisa kita samakan. Itu hanyalah sebuah ketukan.

Putri Cahaya kemudian mengambil jarum dan coba menyulam cinta dengan hukum kekekalan energi.
"Cinta adalah energi yang tak terdefenisi." gumamnya pelan.
"Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain."
Apakah cinta akan berubah bentuk ketika menghinggapi hati yang lain? Ataukah tetap sama tapi hanya tempatnya yang berbeda? Takaran energinya bagaimana?

Rasanya Putri Cahaya makin bingung dititik ini. Dia bisa saja melihat yang tak dilihat oleh mata yang sedang tidak jatuh cinta. Karena ketika cinta bersemi dalam hati, padang pasirpun laksana taman bunga yang indah.
"Jadi menurutmu cinta itu apa ?" Dia menunjuk kodok urakan itu.

Aku berpikir sejenak, berusaha mengingat sesuatu yang gelap di dalam pikiranku, kemudian tiba-tiba terang kembali secara perlahan.
"Cinta adalah hadiah dari sebuah kejujuran, Yaa aku pernah membacanya disebuah dinding batu."

Orang yang berkata jujur akan mendapatkan 3 hal, yaitu kepercayaan, cinta, dan kehormatan.
— Khalifah Ali bin Abi Thalib
"Kau hanya mengutip, aku tak percaya padamu. Kau tak pernah benar-benar serius."
Dia menatapku seperti akan memakanku, Putri Cahaya benar-benar marah kali ini. Sepertinya aku sudah salah menjawab pertanyaanya dengan mengingat-ngingat hal yang pernah kubaca.
Aku menarik nafas, dan kemudian menghembuskannya beberapa kali. Mencoba mengingat-ngingat pengalamanku sendiri tentang hal itu.

Jegleeek !
Sebelum kutemukan jawabannya semuanya tiba-tiba jadi gelap. Aku benar-benar tak mengerti.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Kemilau Cahaya Emas yang diselenggarakan oleh Nurmayanti Zain".











semester yang penuh maho

10 January, 2012

Nasib seseorang yang punya komitmen ternyata cobaannya berat . Ada saja hujan lebat yang ngehalangin buat tetap tegar berdiri di jalan yang sudah dipegangnya selama ini. Dan ternyata seseorang itu adalah saya sendiri. Hidup ternyata kadang membuat kita gila ! Dan kalau tidak gila berarti bukan hidup namanya.
pict from here
Sebut saja Inisialnya Andri, Aswar, Agung, Ajab, Abi, dan Fiki. Manusia-manusia ini adalah yang menemani hari-hari saya yang penuh dengan kehedonan ! Mereka menyebut grup lawaknya adalah boyband, tapi entah boyband apa namanya. Maklumlah, mereka itu korban dari konsumsi Televisi yang berlebihan, dan sepertinya saya termasuk di dalamnya. Tapi kayaknya mereka lebih cocok di sebut ganster daripada boyband karena selalu bikin ulah dimana-mana tanpa mengenal waktu dan tempat.

Dan perlu dipertegas disini adalah status:
Andri   = Single karena ninggalin ceweknya di kampung. *ketua maho
Aswar    = Single karena kebanyakan gaul sama cewek tomboy. *sekretaris
Abi = Single karena matanya suka jelalatan kemana-mana liat cewek yang usianya diatasnya.*wakil
Ajab    = Double, ceweknya  kuliah di Jakarta. LDR
Agung    = Double, sudah kayak perangko sama suratnya. Dimana-mana ada -__-
Fiki    = Double, sama tetangga kelas sebelah.
Saya sendiri ? Alhamdulillah masih complicated.

Dan yang single sudah berikrar akan dipanggil MAHO sampai ada putri dari khayangan yang siap melepaskan kutukan itu. Dan sialnya saya juga dibawa-bawa dalam ikrar ini, Benar-benar sial ! Padahal sudah saya jelaskan kalau saya tidak niat pacaran sekarang karena alasan yang tepat. Tapi tetap saja mereka ngotot mencap saya ini single. Akhirnya hari-hari yang penuh dengan kata “maho”pun dimulai di kampus hijau ini. Benar-benar mengerikan!.

Suatu hari di kantin kampus
“MAHO MAU MAKAN APA ?.”  Andri menawarkan menu seakan-akan saya ini jaraknya 20 meter lebih, suaranya lantang sampai-sampai mahasiswa/i lain yang mejanya tidak jauh dari tempat kami duduk ngeliatin kita dengan mata penuh tanda tanya. Saya cuma bisa bengong dan ngejitak kepalanya tuh bocah pakai menu tadi.

Yang paling parah itu pas lagi nyari dia di mal, anak-anak yang lain sudah nunggu di tempat makan dan dengan inisiatif sendiri saya menawarkan diri buat nyari si Andri. Untungnya cepat ketemu karena dia lagi nyari sepatu di dekat tangga eskalator.
“Woi ditunggu anak-anak dari tadi diatas, mau makan gak.” Dan kebetulan ada tiga orang cewek yang berjalan melewati kami dan si Andri tiba-tiba bilang
“APA ? SAYA SUDAH TIDAK MAU, KITA SUDAH PUTUS, SY SUDAH INSAF JADI HOMO.”
Tiga orang cewek tadi ngeliatin saya yang pasang muka innocent dan benar-benar tak tahu apa-apa. Pas tiga orang cewek itu sudah jauh, si maho itu ngakak habis-habisan karena sudah sukses bikin saya benar-benar jadi orang paling sial ketemu sama dia !

Ini benar-benar tidak adil kalau dipikir-pikir.
Maksud saya adalah hubungan antar cowok dengan cowok adalah sesuatu yang sangat sensitif ternyata.
Coba bandingin sama cewek. Serius, pasti persepsinya berbeda.

-Kalau ada dua cewek yang jalan bareng di mall, pasti kita bilang wajar. Tapi kalau dua cowok yang jalan bareng di mall ? kita bisa mengira mereka maho.
-Kalau ada dua cewek gandengan tangan, pasti kita bilang wajar mereka kan sahabat. Tapi kalau dua cowok yang gandengan tangan ? pasti kita bilang wajar karena maho.
-Kalau ada foto profil FB/Twitter 2 orang cewek yang pelukan, oh wajar mereka best friend. Tapi kalau dua cowok yang pelukan dan jadiin PP pasti dengan tegas kita bilang Ih jijik MAHO!
-Kalau dua cewek di facebook ada yg relationshipnya “married”, pasti kita bilang oh dia lagi istiqomah. Tapi kalau dua cowok yang relationshipnya”married”, SUMPAH ITU HOMO PASTI !

Ada apa sebenarnya dengan cowok-cowok ? Sebegitu tersiksanya kah jadi cowok single yang status kenormalannya terus terombang-ambing ? Tapi ternyata tidak juga, ada seorang teman saya malah bilang ini hal yang sangat menguntungkan untuknya. Karena pernah mendapatkan situasi seperti dibawah ini :

“Kamu kok tega sih selingkuh sama si Bunga ?” Ceweknya udah marah-marah, sambil narik-narik kerah bajunya si cowok.
“Harusnya kamu tuh bersyukur karena aku gak selingkuh sama si Anto, lebih tega yang mana?”
“Alhamdulillah kamu masih normal yah sayang, gpp deh kalau gitu.”
#(@*#^@&#$*))#(@)#
#PercakapanDuaOrangPacaranYangGila


Sebelum tulisan ini makin ngaco lebih baik saya akhiri saja sampai disini. Takutnya makin tidak jelas dan amburadul pembahasannya kemana-mana.
Oh iyah tunggu, ada yang pernah nonton Stand up comedy-nya Raditya Dika ? Katanya "ada dua jenis cowok di dunia ini,kalau bukan bajingan yah homo." Kayaknya kalau diantara dua pilihan itu mending saya jadi yang pertama daripada homo deh. Optionnya gak ada yang bener. . .

Daripada pusing mikirin maho-maho diatas mending pikirin Final dan semester depan :)
Ganbatte !

Pengawal saksi

01 January, 2012

Kehidupan selalu berubah, mungkin seperti metamorfosis ulat yang kulihat tadi pagi di daun basah pekarangan rumah. Musim hujan yang sebentar lagi akan berakhir digantikan musim semi yang temaram dengan kunang-kunang. Kalender di sudut kamar yang wajib kuganti dengan yang baru. Semuanya bergerak secara perlahan tapi pasti. Pohon yang tumbuh, semester perkuliahan, burung yang bermigrasi, kaktus di padang pasir juga telah berubah. Tapi satu hal yang aku tahu belum berubah dari dulu, perasaan abstrak ini.

Aku membuatkannya pintu agar tak sembarangan orang yang bisa masuk ke dalamnya. Disana rasa itu kukunci rapat-rapat dalam sebuah kotak kecil hitam, mungkin seperti kotak Pandora. Aku tidak tahu sekarang takut pada apa. Apakah pada kotak kecil hitam di balik pintu yang kubuat sendiri ataukah takut mengakui bahwa ada seseorang yang berusaha membuka pintu itu.

Aku yakin dengan perasaanku sendiri, yang tidak tetap namun terus belajar setia padamu. Aku juga yakin pada dirimu yang kadang memperhatikanku dari jauh, Benarkah? Atau hanya lamunan keegoisan dari mimpiku ? Sikapmu yang dingin beku membuatku harus menambah balutan kain di hati agar tetap hangat. Aku takut mati membeku karena sikapmu.

Sadarkah kau mengapa orang-orang itu mengetuk pintu yang kubuat beberapa tahun silam ? Aku juga tak tahu pasti alasannya, hati punya kehidupannya sendiri yang kadang tak dimengerti pemiliknya. Dia hidup dengan ritme yang mengikuti lingkungannya. Aku masih berusaha menahannya, kadang hanya mengintip si pengetuk itu dari sela-sela pintu yang sedikit terbuka.
Yang kutahu aku masih hidup sampai hari ini dan masih punya sedikit kehidupan lagi untuk memimpikanmu dibawah gelap malam ditemani kicau burung hantu.
pict from here
_______________
Tahun lalu banyak hal yang terjadi di luar rancanganku. Ternyata rancangan-Nya lebih menarik dibanding yang kubuat selama ini. Tahun ini akan seperti apa, biarlah semua berjalan dan berkembang seperti apa yang dikehendaki-Nya. Melakukan yang kita bisa sampai akhir dan terus mencoba bukankah itu manusiawi yang benar-benar memanusiakan ?

Kau memperoleh kekuatan, keberanian, dan rasa percaya diri dari setiap pengalaman yang membuatmu berhenti sejenak untuk menghadapi rasa takutmu.Kau dapat berkata pada dirimu sendiri, "Aku telah tabah menghadapi kengerian ini. Aku pasti mampu menghadapi hal berikutnya."
Selalu saja begini. . .