Pages

Arus Waktu

06 March, 2014


Tuan, begitulah kenyataan hidup yang kita hadapi setiap waktu. Tak ada yang benar-benar pasti. Segalanya memang harus berubah, entah suka atau tidak. Kau harus sadar dan bisa menelan dengan baik semua kata-kataku kali ini. Tapi jangan ditelan mentahmentah semuanya. Sisakan sedikit di lidahmu, agar kelak kau bisa ingat dengan baik bagaimana rasanya berada di titik itu.

Saya pernah mendengarnya sekali, katanya hidup ini hanyalah persoalan pasang dan surut. Kau bisa berada di atas tapi sedetik kemudian bisa tersungkur di bawah. Waktu dan kemungkinan selalu saja tak punya hal lain untuk diperdebatkan panjang lebar selain nasib buruk. Tapi saya selalu percaya, tak ada kehidupan yang berada di atas atau di bawah, seringkali kehidupan ini hanya berjalan dengan cara yang berbeda. Dengan cara yang tak pernah benar-benar kita mengerti.

Istirahatkan sedikit kaki-kakimu yang telah berlari terlalu jauh, Tuan. Kau telah melewatkan banyak hal. Terburu-buru membuatmu tidak cermat lagi melihat sekitar. Kau juga tahu, Ada banyak hal yang harus diselesaikan hari ini, tapi bukan lagi soal rutinitas. Ada yang harus dibangun esoknya, tapi bukan tentang nama baik. Ada begitu banyak hal yang harus dipelajari, tapi bukan lagi tentang dunia.


Jangan terlalu sering berlari, berjalan saja dan nikmati setiap perjalanan yang ada di atas bumi. Apa yang mau kau kejar di depan sana? Takut disikut oleh pesaingmu yang lain? Ataukah kau merasa kematian tak lama lagi? Lihat, kau telah melewati angka dua puluh, itu kabar baik. Berarti Tuhan masih punya rencana lain untukmu. Kau masih punya alasan dipinjami kehidupan yang berharga itu. Kabar buruknya, kau juga selalu punya alasan pembenaran lain untuk setiap kesalahan. Itu tak baik, kau sering lupa.

Akan kutemani kau berjalan, Tuan. Saat terik di hutan belantara atau saat malam gelisah pada sebuah kota yang disoroti lampu-lampu jalanan dan besi-besi yang berdesakan bersaing menantang waktu. Tentu saja mereka selalu kalah dan merasa telah mengalahkan arus waktu itu. Sekali lagi, setiap hari yang terus berulang kita pun hanyut bersamanya.


Dengan penuh hormat,


Bayangan.