Pages

SPIRIT : Stallion of the Cimarron

26 July, 2011

Run like the wind

Akhirnya saya ingat akan menulis apa lagi,setelah hari ini tiba-tiba perasaan agak aneh dengan si facebook saya buka saja account saya dengan berat hati.Behh tiba-tiba liat di home sudah muncul statusnya yang ditulis 15 jam yang lalu,ah masa sih itu ditujukan untuk saya? apa dia pernah mampir kesini yah ?
Entahlah,dengan kesoktahuan dan kepedean saya yang mungkin salah tempat saya sudah bisa mengerti yang dia maksud,Mungkin mau mengklarifikasi soal "itu"(jangan-jangan saya hanya ke-ge-er-an kalo statusnya itu ditujukan ke saya yah >,<)

Jujur saja statusnya hari ini jadi inspirasi saya " so just pull the trigger "saya masih menebak-nebak ini lagunya siapa,sepertinya kata-katanya selalu saya dengar,daripada kebanyakan mikir saya cari saja di bang google.
Eitss dapat,Oh iya ini soundtracknya spirit ! Hahaha Apa dia pernah nonton filmnya yah ? tapi terimakasih yah :))
Saya jadi teringat dengan film kesukaan saya dulunya,sampai-sampai hampir 10 kali saya menontonnnya karena tiap tahun atau 6 bulan sekali pasti diputar lagi di stasiun tv lokal atau chanel luar negeri.
Sampai sekarang saya masih terus mengikuti perkembangan animasi Disney, walaupun ada masa-masanya Disney kehilangan jati dirinya dan beralih ke animasi komputer 3D. Ada sesuatu yang jarang saya temui pada film real action yaitu “jiwa” yang sangat penting agar film tersebut mampu meninggalkan kesan yang mendalam pada penontonnya, dan dominan animasi Disney memiliki ini.

Walaupun begitu, animasi berjudul Spirit: Stallion of the Cimmaron ini tidak digarap oleh Walt Disney, melainkan Dreamworks yang terkenal dengan serian Shrek. Saya benar-benar tidak tahu bahwa Dreamworks juga pernah merilis animasi gambaran tangan karena yang selalu tayang di bioskop biasanya animasi komputer. Apakah film ini memiliki “jiwa” yang sama dengan animasi Walt Disney?

Singkatnya sih seperti ini sinopsisnya 
Spirit itu seekor kuda jantan,dia adalah pemimpin yang bertugas melindungi populasinya. Ia memiliki rasa keadilan dan ingin tahu yang tinggi. Karena itu, ia tertangkap oleh manusia dan dibawa ke kavaleri milik pemerintah US yang bertarung dengan suku Indian untuk menguasai wilayahnya. Spirit yang ingin kembali ke tanah kelahirannya, terus berontak saat hendak dijinakkan oleh para tentara, hingga sang Colonel ikut turun tangan, namun gagal.

Beberapa hari kemudian Spirit berhasil kabur dibantu oleh seorang tahanan suku Indian bernama Little Creek. Sesudahnya Spirit dibawa ke desa para Indian dan disatukan dengan Rain, seekor kuda betina di satu kandang. Rain mengajarkan Spirit untuk bersahabat dengan manusia, namun tidak membuahkan hasil. Little Creek yang murni bertujuan baik pun membebaskan Spirit, namun tiba-tiba pasukan US menyerang desanya. Rain tertembak oleh Colonel dan jatuh ke sungai yang berarus sangat deras. Bagaimanakah tindakan Spirit selanjutnya? Siapakah yang akan ditolongnya, satu-satunya sahabat manusia terbaiknya, Little Creek, atau kekasihnya, Rain?

Tapi rasanya tak pantas jika menganggap Spirit – Stallion of The Cimarron sebagai karya yang biasa – biasa saja. Mulai dari struktur penceritaan yang dibangun dengan matang (lengkap dengan nuansa romantisme antara Spirit dengan Rain – kuda betina yang ditaksirnya), gambar yang luar biasa indah (penggabungan antara hand drawn dengan animasi komputer) dan music scoring. Maka keharuan menyelimuti penonton menyaksikan perjuangan Spirit menyelamatkan Rain yang meregang nyawa akibat terjatuh di sungai, juga ketika si pemuda Indian merelakan Spirit dan Rain bergabung kembali bersama komunitasnya. 


Dreamworks menggunakan pendekatan yang berbeda dalam menyampaikan cerita ini. Kebanyakan animasi tentang hewan memberikan kemampuan berbicara pada hewan layaknya manusia, namun para kuda di film ini tidak bisa berbicara secara nyata. Mereka berkomunikasi melalui suara dan mimik wajah, namun kita bisa mengerti apa yang ingin mereka sampaikan. Pemikiran Spirit dinarasikan melalui monolog dalam hati.
Sebagaimana film animasi yang berkualitas, film ini tentunya memiliki pesan moral yang tidak hanya ditujukan bagi para anak kecil, namun seluruh penonton. Melalui semangat Spirit yang tidak pernah padam, kita bisa belajar untuk terus berusaha mencapai cita-cita kita, tidak mudah putus asa walaupun banyak sekali cobaan-cobaan yang berat, seperti Spirit yang secara harafiah berarti Semangat, yang terus berjuang untuk pulang dan berkumpul kembali dengan keluarganya di tanah kelahirannya.

 

No comments:

Post a Comment

speak up!