Pages

Hujan kalian

17 August, 2012

Hari itu kita melakukannya lagi, saling menunggu bersama cemas yang dari tadi terus meleleh karena matahari. Yah, memang siang itu matahari terlihat lebih nakal dari biasanya. Itu wajar, ia mungkin tersinggung karena kita yang hampir-hampir menyainginya, melupakannya, bahkan membuatnya terlihat tak ada apa-apanya dibanding semangat kita yang terus meluap siang itu.

Semangat, kata yang begitu klise untuk sebagian orang. Tapi kalian membuktikan satu hal padaku, semangat seperti itu bukanlah hal kecil yang membuat semuanya terlihat biasa-biasa saja hari itu. Kalian itu seperti pohon-pohon rindang yang menyejukkan sepanjang perjalanan, sekumpulan awan di siang hari, atau payung yang bertebaran sepanjang pantai.

Siang itu saya pertama kali bertemu dengan seseorang yang mungkin punya segunung semangat di meja makannya, katanya dia menunggu dari tadi. Entah berapa kantong semangat yang dibawanya. Kupikir cemasnya sudah meleleh sejak melihatku, setidaknya dia sudah tidak merasa sendiri lagi di sana. Tak lama kemudian satu persatu dari kalian mulai berdatangan seperti gerimis yang berbaris rapi, itu menandakan sebentar lagi akan hujan.

Hujan kalian sudah membuat pelangi siang itu, di langit yang berdoa di mata anak-anak itu. Langit yang terkadang kita lupa kalau di sana ternyata lebih indah melukis warna. Langit yang polos dan begitu lugu. Tak terlihat awan gelap yang mengepul di sana, langitnya masih begitu biru seperti lautan lepas,dan di sana tersimpan begitu banyak kemungkinan.

Terima kasih Emi, untuk sebuah kamera kaleng sederhana yang menciptakan foto menarik. Kamera lubang jarum katamu. Kau sudah menjelaskannya dengan baik. Bapak disampingku bahkan bilang itu mustahil sebelum kau menunjukkan hasil fotonya siang itu. Kau akan menjadi fotografer hebat Emi, seperti mereka yang kau kagumi itu. Kalau disuruh memilih antara fotografi dan sastra, kau akan memilih apa? Ah, jangan pisahkan mereka.

Terima kasih Kak Atun, untuk pelajaran menulis lagi hari itu. Kau memang berbakat dalam hal tulis menulis, apa lagi puisi. Apakah kau sarapan pagi bersama puisi atau menghabiskan malam bersamanya, akupun masih bingung. Tapi, kenapa kau jarang menulis lagi di blog? Sepertinya kesibukan bersama anak didikmu itu menyita waktumu. Tak apa, karena saya yakin kelak kau akan menikah dengan puisi. Kalaupun tidak, kau mungkin akan menjadikannya selingkuhan paling setia.

Terima kasih kak Arya untuk konsep acara ini, kak Pipi yang sibuk bolak-balik dan mendata peserta, kak Yuni bendahara yang rajin ke atm, kak Nunu dan kak Mirna yang pesan makanan, lalu kak awa yang memastikan tempatnya, Aisyah untuk moderato/mc yang seru, Ilham untuk kultumnya yang bagus dan Haerul untuk dokumentasinya.

Yang paling penting, terima kasih untuk kalian yang hadir memeriahkan acara kita ini: kak Fadli, kak Gaffur, kak Arman, kak Latifah, Abel, kak Eppe, kak Uti, kak Adi, Wahyudin, Amel, Atifah, Amma. Jangan kapok pokoknya.

Hei, tentu saja terima kasih untuk semua warga bloofers di luar sana yang sudah menjadi donatur. Ah benar-benar terima kasih yang tak ada habisnya untuk kalian.
Thank you guys
Beliau yang di antara kami itu, orang hebat. Subhanallah.
Emi sedang memotret dengan kamera lubang jarumnya
Hasil dari foto pake kaleng sederhana.
kak atun di kelas menulis.hha


Makassar, 15 agustus 2012
*dokumentasi lebih ke sini

16 comments:

  1. Replies
    1. pertamaxx...

      alhamdulillah ^_^
      btw kata2 pembukanya keren banget

      Delete
  2. ah jd ikt trharu chank,hiks..jd pngn ke mks ktmu kalian.

    ReplyDelete
  3. diksinya bagus banget chank. coba kemarin kau mengatakan kata-kata itu dihadapan kami semua, saya yakin bakal hujan beneran *terharu :'(

    makasih juga ya ketua panitia. oh ya, terkadang memang kau perlu sedikit 'diktator'. hhe ^^v

    ReplyDelete
  4. kenalan dulu sebelum berkomentar lebih jauh :)

    ReplyDelete
  5. Keren... Pengen juga...
    Eh, ini beneran di Makassar?
    Di bagian mana??

    Salam buat kak Emi... Kamera lubang jarum itu prinsip kerjanya gimana? Penasaran nih...!
    Salam juga buat kak Atun... Mau dong, jadi anak didiknya juga, pengen menikah juga dengan puisi. hahaha

    Aaah... Jadi ngiri...
    >_<

    ReplyDelete
  6. wah....bakat dan kecintaanmu pada sastra sangat terlihat, bahkan menonjol. Kau selalu tampak berupaya keras dalam menulis dan belajar, dedikasimu thd bloof jg patut diacungi jempol, selamat ya....maaf gak bs bantu2 bnyk, kesibukan yg m'buat sy dan Gafur harus curi2 waktu untuk Bloof....Salam Persohiblogan :)

    ReplyDelete
  7. banyak personel CherryBelle yah di sana #salahfokus LOL

    ReplyDelete
  8. Di postinganku sengaja photonya gak saya kasih label supaya bisa dipakai bersama. Dan lagi.. saya gak tau nama rekan2 (saya punya kelemahan mengingat nama :D) jadinya di photo gak ada penyebutan nama.. *hemh.

    ReplyDelete
  9. darah muda dan membara,,

    salam kenal buat kak emi, yah..

    saya juga mau diajarin kiat2 berselingkuh dengan puisi :)

    ReplyDelete
  10. kereeeen! good job kak uchank =D

    ReplyDelete
  11. nampak jelas perubahan mu selama setahun kawan, cara pendokumentasian mu lewat tulisan lebih indah..

    terima kasih dan selamat 'pak' ketua

    ReplyDelete
  12. Ingin dengar sambutanmu sob untuk kedua kalinya, tetapi dengan kalimat yang terangkai indah seperti dalam tulisanmu ini. Semoga kegiatan-kegiatan selanjutnya kita masih bisa saling bekerjasama. :)

    ReplyDelete
  13. sepertinya ini LPJ nya pak Ketua. sedih rasanya tidak bs hadir bersama-sama kalian disana :(

    Semangat berbaginya jangan pernah pudaaar yah Bloofers ^_^

    ReplyDelete

speak up!