kota yang menampung mimpi
09 August, 2012
Kau mungkin tak akan pernah peduli bagaimana saat pertama kali kita bertemu. Seperti pagi yang tak pernah kau pikir kenapa ia terus datang padahal malam selalu tampak lebih puitis daripada puisi manapun. Ia juga lebih sunyi dalam keheningan di langit-langit kamarku. Semua orang tetiba saja melupakan dunia yang penuh dengan kesibukan, pertengkaran dan perdebatan tentang kebenaran. Apakah kau mengingatnya?
Hari itu, seekor laba-laba seperti sedang membuat jaring-jaring cahaya di antara kau dan aku. Aku terperangkap di jaring itu sambil memperhatikanmu di seberang sana. Laba-laba itu hanya diam dan memberiku pertanda bahwa aku aman, aku boleh memandangmu berlama-lama tanpa ketahuan olehmu. Aku hanya mematung di sana, membiarkan kornea mataku merekam sebuah efek visual yang membuat hatiku merasa nyaman.
Aku tak pernah berpikir sejauh ini. Bahwa kau dan aku akan menjadi teman yang saling membutuhkan, kau butuh keterampilanku yang selalu membuat bibirmu melengkung ke atas seperti mangkuk antik yang begitu disayangi ibuku, dan aku hanya membutuhkan waktumu. Rasanya tak adil ketika aku hanya menjadi sebuah lelucuon di depanmu. Tapi seperti itupun tak apa, karena aku telah dibayar mahal olehmu, bahagiamu itu. Kalaupun perhatianku selama ini hanyalah lelucuon untukmu, setidaknya kau pernah tersenyum karenanya.
Suatu hari kau datang padaku dengan wajah yang begitu murung. Katamu kau sedang punya masalah dengan seseorang dan membuat harimu dihiasi awan yang gelap dan burung gagak senang bertengger di atas kepalamu. Akupun mengambil kuas dengan cat warna-warni dan melukis pelangi yang melengkung di matamu. Kau hanya tersenyum sembari membaringkan mimpi-mimpi baru di pundakku.
Kota ini adalah sebuah pot besar yang menampung semua mimpi orang-orang di dalamnya. Kita juga tidak ketinggalan menanam mimpi di kota ini, merawatnya dan berharap suatu hari mimpi itu terbangun dengan apa adanya dia sebagai mimpi. Kau tahu, kupikir aku sedang bermimpi bertemu denganmu dalam sebuah mimpi yang tak pernah ingin kumimpikan. Kau bersama orang lain yang tak kukenal, dia membawamu pergi menyeberangi lautan purba dan menenggelamkanmu dalam pekatnya kenangan. Kau hilang.
Pagi itu begitu sendu dan kabut pelan-pelan memudar seperti halnya ingatan senja. Anehnya aku terbangun dengan penuh keringat, itu adalah mimpi yang seburuk-buruknya mimpi seorang penjahat yang ingin menguasai dunia dan membuat perang dunia baru. Aku berusaha mengumpulkan fragment tentangmu di dalam kepalaku sendiri, senyummu yang mengais bahagiaku, matamu yang mirip gundu, suaramu yang renyah, dan juga tulisan tanganmu.
Sialnya, aku kehilangan sesuatu yang mengganjal pagi itu. Kita pernah bertemu di mana?
Sejak saat itu, aku selalu berjalan kaki di kota yang menampung mimpi ini berharap menemukanmu dalam mimpi orang-orang yang kutemui. Dari gang ke gang yang sempit di sudut kota, di perempatan jalan, di setiap lampu merah. Dan setelah lelah mencari semalaman aku selalu kembali ke rumah dan memandangi langit-langit kamar yang kosong, dengan sepi dan sunyi yang sama ditemani hening begitu larut. Ah, suara itu lagi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
aihh
ReplyDeletespeechless >.<
smoga chika nggak salah menafsirkan tulisan uchank lagi,
3 kali membaca dari awal sampe akhir,
dan chk tak bisa berkata2
hha mari kita doakan bersama-sama pemirsa.
Delete*heningkan cipta*
Aku disini, selalu disampingmu, aslkan kau tempatkan akuu disetiap ingatanmu hhha asal komenka' kak :D
ReplyDeletelagu apa itu ika? hha
Deletewuih....sperti ikut berjlan bersama mimpimu cank^^
ReplyDeletewih asik, ayok kak uti. :D
DeleteHADIR PAAKKK!!! #eeh
ReplyDeletehmmm habis mi? masih mau ka baca :D
"..membiarkan kornea mataku merekam sebuah efek visual yang membuat hatiku merasa nyaman." sorry ya chank, tapi kornea bukannya cuma selaput tipis pada mata yg fungsinya cuma buat melindungi mata dari gangguan luar bukan? :| hmm.. mungkin sy yg salah ;)
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam ten. seperti itulah mata menangkap object. tdak salah juga komentmu.
Deletespeechless lgi.. hihi..
ReplyDeletekren k'.. :)
maacih ya mbak :)
DeleteMakassar ini adalah sebuah pot besar tempatku menanam dan merawat mimpi, chank. Dan betapa 7 tahun belumlah cukup untuk melihat mimpi itu terbangun dengan apa adanya dia sebagai mimpi.
ReplyDelete*terima kasih, sudah menjadi bagian didalamnya :')
hahaha sama kak yuni. sepertinya kau menemukan sebuah mimpi di kota ini.hha :D
Deleteaku disini chank wkakkwkkaaaa :D
ReplyDeletekak uchank selalu bikin cenat cenut nut nut nut :)suka banget kak sama kata-kata yang laba-laba tadi :)
ReplyDeletekeep writing ya kak,
Masa' kamu nggak ngelihat chank...?
ReplyDeleteAku di sini...
*dadah-dadah
Kereeeeeen (>o<)b
dooooohhhh aku kok jadi pengen jitak kamu ya? jitak gemes gitu hehehehe...
ReplyDeletecoba ya, nyarinya jangan di jalanan. coba liat di rumah hatimu, siapa tau dia sudah di sana...hanya saja bersembunyi di balik kelambu :p *ngasal bangetttzzzz*
tetep ceumungudh eaaaa :D
tuk orang hilang diumumkan aja di Radio Gamasi.., Mariki di'.... hehhhehe...
ReplyDeletekalimat yg unik....
kau butuh keterampilanku yang selalu membuatmu bibirmu melengkung ke atas seperti mangkuk antik yang begitu disayangi ibuku *smile
Aku masih di sini... :) tersenyum memergokimu yg sedang bersembunyi dari balik jaring laba-laba :P
ReplyDelete#wkwkwk kabur
kata-kata mu itu maaaas....
ReplyDeletedi dunia nyata gini juga gak? :))
berapa banyak cewek yg klepek2?? :D
barangkali kita pernah bertemu di alam mimpi hehhe...
ReplyDeletemakin lama makin yahud aj nih kata2nya cank :D
coba tanya ke pak RT chank :D munskin sbelum pergi, dia sempat melapor :p
ReplyDeleteLike Usual chank !! Jempoooll :)
dari awal hingga akhir...seakan-akan aku diajak berkelana menyisir satu demi satu kata yang sarat makna..benar-benar seperti mimpi :)
ReplyDeleteaku dalam mimpimu.. pejamkanlah matamu, dan sebut namaku...
ReplyDeleteduh kata2nya bagus banget dari awal sampe slesei :) hebat bgt lo bisa kepikiran bikin kyk gitu >.<
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteyou are the genius one, uchank ^^
ReplyDeleteAku selalu di sini chank *nah loh ngeri
ReplyDeletemanteb Chiannnnkkk Uchiannnkkk...
ReplyDeleteg ngerti ini maskudnya apa :D, tapi aku tersentuh dengan mengikuti alirnya dan aku kagum dengan diksinya :D
Kata-katanya 'nyastra' banget mas :)
ReplyDeleteDiksinya indah, kalimatnya mengalir.
Lihat saja, semua pembaca terkagum2 dengan tulisan ini.
Saya mau belajar membuat tulisan seperti ini.
Happy blogging mas Uchank ^^
tuh, chank. ente terlalu merendah sih, liat aja comment banyak begitu pujiannya masih merendah...
ReplyDeleteaneh, sering banget kebetulan tulisan si bro di sini kaya ngungkapin juga perasaan saya. :D Cuma saya gak terlalu pandai berkata-kata. :)
ReplyDeletecucok dah sama pict nya =D
ReplyDeleteini curhat y chank??dalem bener kata-katanya
ia mungkin masih berjalan menuju rumah atau berhenti sejenak dihalaman dan melepaskan cemas disepatunya,mungkin juga ia sudah menjadi malam lalu merambat dan hilang di balik tiang lampu jalanan,,hee,hee kerenn pokoknya tulisannya salam ..salam.ia ada disebelahmu menjelma menjadi pot yang mengawasimu entah mencurigaimu
ReplyDeletenyasar kle chank..:D
ReplyDeletemri lporkn saja sma pak polisi..biar dbntuin nyarii..
wow ramai komen..blognya mas uchank memang sst bgt (Sesuatu Banget) ...seperti apa rasanya mencari yang hilang dan tak ketemu sampai sekarang??hiksss aku sering ngalami itu..feeling lost pokoknya..:(
ReplyDeletekawan...Ramadhan sudah hampir berakhir....semoga kita bisa mencapai hari kemenangan yang dijanjikan-NYA...salam :)
ReplyDeletekunjungan perdanaaaa
ReplyDeletetenang bang uchank, ndak usah hawatir si "dia" udah mudik, kan lebaran bentar lagi #eeh
salam kenal ^^
Wuih... keren tulisanx ^^
ReplyDeleteggggggggggoooooooooookkkkkkkkkkkiiiiiiiiiiillllll,,,,,
ReplyDeleterangkain klimatnya....luarbiasa skli...keren cuy...