Posts

Sebuah Titik

Image
        Dalam hidup ini seringkali kita terlalu banyak berandai-andai. Andai begini, andai begitu, andai-pun itu hanyalah kata-kata dalam kepala kita yang bising seolah mengalahkan riuh dan gemuruh jalan-jalan kota yang ramai. Akupun pernah berandai-andai menikah, atau bertemu dengan seseorang yang bisa mengerti diriku yang tidak terlalu kompleks ini. Mudah ditebak begitu jelas seperti kaca bening yang sekali kau melihatnya kau sudah tahu "O, lelaki ini sangat sederhana." Andai saja kau tahu, pertemuan pertama kita adalah moment dimana aku ingin mempercayai seseorang lagi. Sekelabat sapaan dan tuturmu cukup membuatku tahu bahwa tembok tinggi yang teramat asing di dalam diriku telah runtuh oleh seseorang yang baru saja kutemui.  Andai saja kau tahu, beberapa pesan singkat yang sering kali kita lontarkan satu sama lain itu juga membuat hari-hariku tidak monoton lagi. Kau pasti tahu rasanya, bangun-kerja-pulang-tidur seperti robot yang hidup di masa depan. Apakah m...

pedang

Image
ilustrasi oleh james jean Jujur itu membuatmu bisa bernafas lebih lega. Kau tahu kenapa? Karena apa yang ada di depan sana begitu misterius. Segala hal yang menurut kita telah tersusun rapi bisa porak poranda seketika. Begitu saja. Tanpa rencana. Tak terduga. Dan ketika saatnya tiba, kau bisa mengetuk pintu itu dengan perasaan yang lebih tenang. Kau malu karena telah berterus terang? Tak apa, yang ada dalam gelap, yang hanya bisa diraba-raba oleh asumsi sebenarnya lebih punya banyak malu karena tak berani menampakkan wujudnya. Sungguh, dengan berkata yang sebenarnya padahal kau bisa saja bilang sebaliknya—itu lebih baik daripada menutupi kebenaran. Kau bisa saja membohongi orang lain dan berkata hal-hal yang ingin didengarkan oleh mereka. Sudahlah, hatimu itu jangan ditambah lagi gelapnya. Kau bukan orang jujur, tapi kau selalu mencoba untuk jujur. Karena kau tahu, munafik itu hanya untuk orang-orang yang kurang piknik. Kata-kata itu pedang, sekali terhunus siapa saj...

Arus Waktu

Image
Tuan, begitulah kenyataan hidup yang kita hadapi setiap waktu. Tak ada yang benar-benar pasti. Segalanya memang harus berubah, entah suka atau tidak. Kau harus sadar dan bisa menelan dengan baik semua kata-kataku kali ini. Tapi jangan ditelan mentahmentah semuanya. Sisakan sedikit di lidahmu, agar kelak kau bisa ingat dengan baik bagaimana rasanya berada di titik itu. Saya pernah mendengarnya sekali, katanya hidup ini hanyalah persoalan pasang dan surut. Kau bisa berada di atas tapi sedetik kemudian bisa tersungkur di bawah. Waktu dan kemungkinan selalu saja tak punya hal lain untuk diperdebatkan panjang lebar selain nasib buruk. Tapi saya selalu percaya, tak ada kehidupan yang berada di atas atau di bawah, seringkali kehidupan ini hanya berjalan dengan cara yang berbeda. Dengan cara yang tak pernah benar-benar kita mengerti. Istirahatkan sedikit kaki-kakimu yang telah berlari terlalu jauh, Tuan. Kau telah melewatkan banyak hal. Terburu-buru membuatmu tidak cermat lagi m...

Teras Rumah

Image
Ini memang pertama kalinya aku mengayuh sepeda dengan nafas tersengal-sengal. Rasanya seperti kembali ke masa waktu sekolah dulu. Aku ini pembalap yang handal sewaktu masih memakai seragam sekolah lusuh tiap pulang sekolah. Tapi usia mungkin terlalu banyak mengenyangkan masa kecilku. “Bisa lebih cepat, Mas? Kita bisa terlambat,” katamu sambil menepuk pundakku. Tanganmu yang lain memegangi pinggangku dengan kuat, angin menerpa wajah kita yang semringah. Jalan kota jadi terasa asing, padahal ini tempat kelahiranku. Pamflet pinggir jalan, penjual bakso, gedung perkantoran, museum tua, lapangan sepakbola yang tampak sudah direnovasi beberapa kali. Entah kenapa saat kita berdua, hal-hal biasa yang kulihat ataupun kulakukan menjadi seperti sebuah pengalaman pertama kali. Barangkali, segala hal ini yang kuharapkan tentang kita dari dulu. Berdua menghadapi getirnya kehidupan dengan tawa. “Iya, tapi pegangannya lebih kuat, ini masih bisa lebih cepat...

Pengamat

Image
... Engkau adalah salah satu rahasia baik di pikirannya. Seperti halnya perbuatan baik,  ia harus dirahasiakan agar berkali lipat baiknya. Engkau hanya perlu ada. Tanpa harus mengerti tentang apa segala ini. debar yang men(y)enangkan .

permulaan

Image
pict from here Akhir-akhir ini pikiran saya sering diserang rasa bersalah. Barangkali, karena sudah jarang menulis. Sekalipun yang saya tulis kebanyakan omong kosong, ternyata benar-benar butuh waktu kosong agar saya bisa menulis sesuatu di tempat ini. Selain alasan karena laptop yang rusak tak berdaya lagi, ada kesibukan lain yang akhirnya membuat pikiran saya menjadi punya lebih banyak bifurkasi daripada biasanya. Sibuk itu baik, dengan begitu ternyata saya bisa belajar lebih banyak hal, mengenal orang, dan lebih tahu arti tanggung jawab sebagai seorang manusia. Mungkin ini yang saya butuhkan saat ini. Berjalan seorang diri menemukan hal-hal baru yang bisa membentuk pribadi saya nantinya. Tapi, tentu saja saya tak ingin kehilangan identitas diri saya sendiri. Kebanyakan orang memang sulit mempertahankan identitas bawaannya saat berada di 'alam liar'.  Mereka akhirnya menjadi apa yang tak pernah diharapkan oleh dirinya. Saya tak ingin seperti itu. Saya hanya berha...

Abu-abu

Mungkin kau akan mendapati hari seperti itu. Kau terbangun di sebuah tempat yang entah bagaimana kau berada di sana. Kau tak ingat jelas alasan kenapa bisa kesana. Itu adalah tempat yang tak ingin kau datangi lagi. Bukan karena tak suka. Dulu, kau sangat suka tempat itu. Kau pernah pergi berdua dengan seseorang ke sana. Selalu. Setiap ada waktu tentunya. Tapi kata dulu memang tak menyenangkan untuk ditaruh pada beberapa kalimat. Kau memperbaiki posisi duduk. Berusaha kembali mengingat alasan kenapa tiba-tiba berada di sana. Pelan-pelan membuka lemari-lemari memori di dalam kepala. Terlalu banyak kenangan bertumpuk di sana dan beberapa tak ingin kau bangunkan kembali. Karena kalau terbangun, biarpun hari begitu terik rasanya akan seperti hujan di bulan Desember. Sepi dan terasa begitu dingin. Berjam-jam berlalu dan langit sore mengingatkanmu tentang waktu yang akan lebih sunyi. Larong-larong terbang melintasi gedung-gedung pencakar langit. Mencari cahaya. Memburu sesuatu y...