Saya melirik salah satu buku yang saya baca tahun lalu,
judul bukunya adalah the 7 Habbits of Highly Effective Teens.
Di bukunya kebiasaan yang mendasar yang dibahas Sean adalah " Jadilah proaktif"
Saya dengan senang hati akan menuliskan bagaimana Sean membahas kebiasaan pertama ini,mungkin tidak terlalu banyak dan mengambil point pentingnnya saja.Untuk yang belum sempat membaca bukunya dan mengingatkan sedikit orang yang sudah membacanya :)
Mau bersikap Proaktif atau reaktif....Terserah kamu
Setiap harinya kita punya 100 peluang untuk memilih bersikap proaktif atau reaktif.Setiap saat,cuaca bisa buruk,kamu tidak mendapatkan pekerjaan,adikmu bisa mencuri blus kamu,kamu bisa kalah dalam pemilihan sekolah,seseorang bisa mengata-ngataimu,teman-temanmu bisa ngomongin kamu dibelakangmu,orangtuamu bisa melarangmu nyetir(tanpa alasan yang jelas)dan kamu bisa gagal dalam ujian.Jadi,kamu bisa apa ?Apakah kamu bersikap proaktif ? ini benar-benar terserah kamu. Kamu tidak perlu bereaksi seperti orang lain atau seperti yang seharusnya menurut orang lain.
Sudah berapa kalikah seseorang memotong jalanmu,membuatmu harus merem mendadak?Apa kamu mengumpat-umpat?Maki-maki?Membiarkan kejadian itu merusak harimu?Tidak bisa tahan kencing?Atau kamu bisa biarkan saja?Menertawakannya.Lalu jalan terus.Itu sih terserah kamu.
Orang-orang reaktif membuat pilihan-pilihannya menurut dorongan hati.Mereka seperti sekaleng soda.Kalau kehidupan mengocoknya sedikit saja,tekanannya menumpuk dan tiba-tiba mereka meledak.
"Hei goblok! Minggir !!"
Orang-orang proaktif membuat pilihan-pilihannya menurut nilai-nilai.Mereka berpikir sebelum bereaksi.Mereka sadar bahwa mereka tidak mengendalikan segala yang terjadi kepada mereka,tetapi mereka bisa mengendalikan reaksi mereka.Tidak seperti orang reaktif yang penuh karbon,orang proaktif adalah ibarat air.Dikocok seperti apapun,dibuka tutupnya,takkan terjadi apa-apa.Takkan terdengar suara mendesis,takkan ada gelembung,takkan ada tekanan.Tetap tenang,dingin dan terkendali.
"Saya sih takkan membiarkan orang itu membuatku marah dan merusak hariku."
Cara untuk memahami cara berpikir proaktif adalah dengan membandingkan respon-respon yang proaktif dengan yang reaktif terhadap situasi sehari-hari
Kejadian satu :
Kamu mendengar sahabat terbaikmu menjelek-jelekkan kamu di depan suatu kelompok.Ia tidak tahu kalau kamu mendengar percakapannya.Baru lima menit sebelumnya,ia bicara manis-manis di depan kamu.
Kamu merasa tersinggung dan dikhianati.
Pilihan reaktif
- Labrak dia.Lalu pukul dia.
- Depresi berat.
- Anggap dia pembohong bermuka dua dan jangan mau ajak omong lagi selama dua bulan.
- Balas jelek-jelekkan dia
- Memutuskan hubungan
- Maafkan dia.
- Ajak bicara baik-baik.
- Jangan digubris dan beri dia kesempatan.Sadarlah bahwa dia punya kelemahan seperti kamu dan bahwa sesekali kamupun ngomongin dia tanpa bermaksud buruk
"Kalau bossku tidak berengsek,pasti segalanya beda." yang sebenarnya mereka maksudkan adalah,Boss-kulah yang menyebabkan semua masalahku,bukan aku sendiri.
"Kalau saja aku sekolah di tempat lain,punya teman yang lebih baik,dapat uang lebih banyak,tinggal di apartement lain,punya pacar...pasti aku bahagia." yang sebenarnnya mereka maksudkan adalah,Aku tidak dapat mengendalikan kebahagiaanku sendiri,keadaanlah yang mengendalikannnya.Aku harus mengalami keadaan tertentu baru bisa bahagia.
Selain selalu merasa menjadi korban,orang reaktif :
- Mudah tersingunggung
- Cenderung menyalahkan orang lain
- Cepat marah dan mengucapkan kata-kata yang belakangan mereka sesali
- Cenderung merengek dan mengeluh
- Menunggu segalanya terjadi kepada mereka
- Berubah hanya kalau perlu
- Tidak mudah tersinggung
- Bertanggung jawab atas pilihan-pilihannya sendiri
- Berpikir sebelum bertindak
- Cepat pulih kalau terjadi sesuatu yang buruk
- Selalu mencari jalan untuk menjadikan segalanya terlaksana
- Fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah,dan tidak menguatirkan hal-hal yang tidak bisa mereka ubah.
Tapi ingatlah,kamu tidak harus sempurna.Malah,Kita tidak mungkin benar-benar proaktif atau reaktif melainkan ditengah-tengahnya.Jadi kuncinya adalah melatih kebiasaan bersikap proaktif agar jadi kebiasaan dan bahkan tidak perlu kamu pikirkan lagi.Kalau kamu memilih bersikap proaktif rata-rata 20 kali dari 100 kali kesempatan setiap harinya,cobalah naikkan menjadi 30 kali dari 100 kali.Lalu 40 kali.Jangan pernah meremehkan perbedaan besar yang bisa kamu buat lewat perubahan-perubahan kecil.
Faktanya,kita tidak mungkin mengendalikan segala yang terjadi pada kita.Kita tidak mungkin mengendalikan warna kulit kita,siapa yang akan masuk final NBA,dimana kita lahir,siapa orang tua kita,berapa biaya kuliah semester berikutnya,atau bagaimana orang-orang memperlakukan kita.Tetapi ada satu hal yang bisa kita kendalikan :Bagaimana reaksi kita terhadap apa yang terjadi pada kita!
Dan justru itulah yang penting!Itulah sebabnya kita perlu berhenti menguatirkan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan dan mulai berusaha mengendalikan hal-hal yang bisa kita kendalikan.
Sepertinya kalau masih ingin lebih memahami tentang proaktif kalian harus membaca sendiri bukunya deh.bisa beli atau sewa ataupun bisa pinjam sama teman ( kebiasaan minjem ).Bukunya cukup menarik dengan banyak quote dan gambar kartun,membuat yang membacanya jadi betah :)
kalo aku lebih baik jadi proaktif dooong :)
ReplyDeletepastinya semua mau seperti itu mbak :D
ReplyDeletewah aku termasuk orang yg reaktif.. harus diubah jadi proaktif nih! XD
ReplyDeletenice info kak :p
yulda msh kecil sh.haha
ReplyDeletebsa kok.dicoba hayoyo
wew.. belom comment dah di bacot bacotin hahahha.. eh aku tertarik ni baca bukunya, gimana kalo bukumu pinjemin ke aku, atau kamu kasih aja ke aku hahahha #ketularan deh penyakit minjemnya, InsyaAllah.. saya udah menuju proaktif.. masak umur dah udzur masih aja labil :P
ReplyDeletesalam kenal ya Uchank, eh Uchank itu yang biasanya di buat bumbu asam manis itu ya hihihi :P
kunjungan perdana langsung disuguhkan dengan review buku, bagoesssssss
ReplyDelete@Nyun_nyun hahaha penyakit minjem emang ada dimana2 yah.bukan saya yang bilang udzur loh mbak.kamu sendiri :D
ReplyDeletewaduh malah jadi bumbu =_=
@fai terimakasih mas fai :)
hhahaha.. masih muda ndul ana :P, mana tulisanmu, masak gak apdet apdet, jadi gimana.. bukunya jadi di pinjemin aku :))
ReplyDeletehahaha nanti mbak :D
ReplyDeleteboleh sih dipinjemin,masa saya kirim pake pos? hayooo :| nanti tukang postnya kesemsem sama tuh buku.gak jadi deh
pertama kali mengenal buku ini ketika induction di PT INCO ... bagus isinya...
ReplyDeletesip mas nit not :) sharing2 buku bagus lainnya :D
ReplyDeleteDONE!!!
ReplyDeletedua duanya bagus mas.. tinggal bagaimana kita memaksimalkannya masing2 pada situasi dan kondisi yang membutuhkan keduanya :)
ReplyDelete@majalah masjid kita :) bener juga sih setuju !! :D
ReplyDeletehmm ... artikel yg mnarik & brmanfaat !
ReplyDeletemka tak slah bila sya dtang & mngikuti,..
salam ^^
terima kasih mas sandy :)
ReplyDeletejangan kapok ya semua hahaha :D
tu lah sahabat...bahu membahu dlm suka dan duka...solid...
ReplyDeletenumpang mampir,,,,
Silahkan mas :)
ReplyDeletemampir bayar looh.. hehehe .. oh no .. ni blog ttg apa? :D
ReplyDeletetentang apa aja kok mbak :D
ReplyDeleteyang penting bisa ditulis.hahah