Posts

Arus Waktu

Image
Tuan, begitulah kenyataan hidup yang kita hadapi setiap waktu. Tak ada yang benar-benar pasti. Segalanya memang harus berubah, entah suka atau tidak. Kau harus sadar dan bisa menelan dengan baik semua kata-kataku kali ini. Tapi jangan ditelan mentahmentah semuanya. Sisakan sedikit di lidahmu, agar kelak kau bisa ingat dengan baik bagaimana rasanya berada di titik itu. Saya pernah mendengarnya sekali, katanya hidup ini hanyalah persoalan pasang dan surut. Kau bisa berada di atas tapi sedetik kemudian bisa tersungkur di bawah. Waktu dan kemungkinan selalu saja tak punya hal lain untuk diperdebatkan panjang lebar selain nasib buruk. Tapi saya selalu percaya, tak ada kehidupan yang berada di atas atau di bawah, seringkali kehidupan ini hanya berjalan dengan cara yang berbeda. Dengan cara yang tak pernah benar-benar kita mengerti. Istirahatkan sedikit kaki-kakimu yang telah berlari terlalu jauh, Tuan. Kau telah melewatkan banyak hal. Terburu-buru membuatmu tidak cermat lagi m...

Teras Rumah

Image
Ini memang pertama kalinya aku mengayuh sepeda dengan nafas tersengal-sengal. Rasanya seperti kembali ke masa waktu sekolah dulu. Aku ini pembalap yang handal sewaktu masih memakai seragam sekolah lusuh tiap pulang sekolah. Tapi usia mungkin terlalu banyak mengenyangkan masa kecilku. “Bisa lebih cepat, Mas? Kita bisa terlambat,” katamu sambil menepuk pundakku. Tanganmu yang lain memegangi pinggangku dengan kuat, angin menerpa wajah kita yang semringah. Jalan kota jadi terasa asing, padahal ini tempat kelahiranku. Pamflet pinggir jalan, penjual bakso, gedung perkantoran, museum tua, lapangan sepakbola yang tampak sudah direnovasi beberapa kali. Entah kenapa saat kita berdua, hal-hal biasa yang kulihat ataupun kulakukan menjadi seperti sebuah pengalaman pertama kali. Barangkali, segala hal ini yang kuharapkan tentang kita dari dulu. Berdua menghadapi getirnya kehidupan dengan tawa. “Iya, tapi pegangannya lebih kuat, ini masih bisa lebih cepat...

Pengamat

Image
... Engkau adalah salah satu rahasia baik di pikirannya. Seperti halnya perbuatan baik,  ia harus dirahasiakan agar berkali lipat baiknya. Engkau hanya perlu ada. Tanpa harus mengerti tentang apa segala ini. debar yang men(y)enangkan .

permulaan

Image
pict from here Akhir-akhir ini pikiran saya sering diserang rasa bersalah. Barangkali, karena sudah jarang menulis. Sekalipun yang saya tulis kebanyakan omong kosong, ternyata benar-benar butuh waktu kosong agar saya bisa menulis sesuatu di tempat ini. Selain alasan karena laptop yang rusak tak berdaya lagi, ada kesibukan lain yang akhirnya membuat pikiran saya menjadi punya lebih banyak bifurkasi daripada biasanya. Sibuk itu baik, dengan begitu ternyata saya bisa belajar lebih banyak hal, mengenal orang, dan lebih tahu arti tanggung jawab sebagai seorang manusia. Mungkin ini yang saya butuhkan saat ini. Berjalan seorang diri menemukan hal-hal baru yang bisa membentuk pribadi saya nantinya. Tapi, tentu saja saya tak ingin kehilangan identitas diri saya sendiri. Kebanyakan orang memang sulit mempertahankan identitas bawaannya saat berada di 'alam liar'.  Mereka akhirnya menjadi apa yang tak pernah diharapkan oleh dirinya. Saya tak ingin seperti itu. Saya hanya berha...

Abu-abu

Mungkin kau akan mendapati hari seperti itu. Kau terbangun di sebuah tempat yang entah bagaimana kau berada di sana. Kau tak ingat jelas alasan kenapa bisa kesana. Itu adalah tempat yang tak ingin kau datangi lagi. Bukan karena tak suka. Dulu, kau sangat suka tempat itu. Kau pernah pergi berdua dengan seseorang ke sana. Selalu. Setiap ada waktu tentunya. Tapi kata dulu memang tak menyenangkan untuk ditaruh pada beberapa kalimat. Kau memperbaiki posisi duduk. Berusaha kembali mengingat alasan kenapa tiba-tiba berada di sana. Pelan-pelan membuka lemari-lemari memori di dalam kepala. Terlalu banyak kenangan bertumpuk di sana dan beberapa tak ingin kau bangunkan kembali. Karena kalau terbangun, biarpun hari begitu terik rasanya akan seperti hujan di bulan Desember. Sepi dan terasa begitu dingin. Berjam-jam berlalu dan langit sore mengingatkanmu tentang waktu yang akan lebih sunyi. Larong-larong terbang melintasi gedung-gedung pencakar langit. Mencari cahaya. Memburu sesuatu y...

Bulan yang Wajar

Apakah sebuah pantai akan selalu seperti ini? Ombak yang menggulung perlahan akan menjadi beringas ketika telah hampir sampai ke tepian, memeluk karang-karang dengan lengannya yang kokoh. Adakah karang yang tabah itu merasa sakit ketika dipeluk ombak? Apakah kepulangan seseorang menjadi tidak berarti apa-apa ketika yang terkenang hanya sakit yang menggilas? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu selalu saja menghantui kepalaku. Tapi ternyata, pertanyaan terkadang hanya melahirkan pertanyaan lain yang harus aku jawab sendiri. Mungkin, seperti debur ombak yang merindukan bibir pantai, debar jantungku pun tak ingin kalah. Ia selalu ingin didengarkan olehmu, dengan hati atau hanya sekedar telinga. Lalu pelan-pelan ketika orang-orang mulai mempertanyakan kita, sama seperti biasa, debur ombak akan menyamarkan debar jantungku. Bukan karena kita merasa terasing. Hanya saja, kita lebih memilih kesunyian ini untuk dinikmati berdua. Aku suka dengan pantai pada malam hari. Selalu bisa kulihat ...

what love looks like

Image
One day, a young guy and a young girl fell in love. But the guy came from a poor family. The girl’s parents weren’t too happy. So the young man decided not only to court the girl but to court her parents as well. In time, the parents saw that he was a good man and was worthy of their daughter’s hand. But there was another problem: The man was a soldier. Soon, war broke out and he was being sent overseas for a year. The week before he left, the man knelt on his knee and asked his lady love, “Will you marry me?” She wiped a tear, said yes, and they were engaged. They agreed that when he got back in one year, they would get married. But tragedy struck. A few days after he left, the girl had a major vehicular accident. It was a head-on collision. When she woke up in the hospital, she saw her father and mother crying. Immediately, she knew there was something wrong. She later found out that she suffered brain injury. The part of her brain that controlled her fac...