Sebuah Titik
Dalam hidup ini seringkali kita terlalu banyak berandai-andai. Andai begini, andai begitu, andai-pun itu hanyalah kata-kata dalam kepala kita yang bising seolah mengalahkan riuh dan gemuruh jalan-jalan kota yang ramai. Akupun pernah berandai-andai menikah, atau bertemu dengan seseorang yang bisa mengerti diriku yang tidak terlalu kompleks ini. Mudah ditebak begitu jelas seperti kaca bening yang sekali kau melihatnya kau sudah tahu "O, lelaki ini sangat sederhana." Andai saja kau tahu, pertemuan pertama kita adalah moment dimana aku ingin mempercayai seseorang lagi. Sekelabat sapaan dan tuturmu cukup membuatku tahu bahwa tembok tinggi yang teramat asing di dalam diriku telah runtuh oleh seseorang yang baru saja kutemui. Andai saja kau tahu, beberapa pesan singkat yang sering kali kita lontarkan satu sama lain itu juga membuat hari-hariku tidak monoton lagi. Kau pasti tahu rasanya, bangun-kerja-pulang-tidur seperti robot yang hidup di masa depan. Apakah m...