Posts

Showing posts from December, 2012

perempuan pertama

Image
Ini bukan jatuh cinta pada pandangan pertama. Sungguh, aku sudah memiliki perasaan ini jauh hari sebelum kita bertemu. Engkau yang matanya menggugah semesta dalam air bah kesedihan. Engkau yang di dahinya mengalir sungai-sungai tandus yang mengukir seribu macam kisah. Engkau yang helai rambutnya berguguran bak lembaran daun yang menguning di musim kemarau. Aku tak tahu harus melakukan apa semenjak kali pertama kita bertemu. Aku tak sadar waktu itu, aku belum mengerti apa-apa. Katanya, saking bahagianya bertemu denganmu, aku sampai menangis dan memelukmu begitu erat. Orang-orang dengan seragamnya yang berbau khas sedang memperhatikan kita. Mereka tersenyum. Aku tak peduli dan tak mau tahu apa itu peduli. Aku hanya tahu, semenjak hari itu aku membutuhkanmu. Bahkan, aku tak mengerti apa itu butuh. Engkau adalah duniaku. Poros bagi segala kehidupan yang telah engkau pinjamkan atas izin-Nya. Jangan kemana-mana, tetaplah bersama kami. Lihatlah dulu anak-anakmu ini menjadi ...

catatan perjalanan: menelusuri Rammang-rammang

Image
Desa Rammang-rammang terletak di kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Saya tidak tahu harus menyebutnya desa atau dusun, sepertinya sama saja. Rammang-rammang adalah sebuah tempat yang hanya dihuni belasan kepala keluarga di sana. Tempat itu terpencil. Dikelilingi oleh lembah dan bukit yang biasa disebut karst. Satu-satunya jalan menuju tempat itu hanyalah lewat sungai menggunakan perahu kecil. Banyak turis asing yang biasanya ke tempat itu karena berseberangan dari tempat itu juga ada goa telapak tangan. Goa yang punya banyak telapak tangan orang-orang jaman dulu di langit-langitnya. Tarif turis asing menggunakan perahu kecil biasanya Rp. 50.000,00 sudah pulang pergi. Maksimal dalam satu perahu memang diisi empat orang saja. Untuk turis lokal, biasanya hanya Rp. 20.000,00 saja. Bahkan bisa gratis kalau kita kenal sama daeng yang punya perahu itu. Kalau untuk kalangan mahasiswa, daeng pemilik perahu tidak menentukan tarif, katanya seikhlasnya saja. Entah apa maksudnya. Orang-or...

pohon oak itu tabah

Image
Lelaki itu sedikit geram pada senja akhir-akhir ini. Yang benar saja, senja  selalu mengeja nama perempuan di dalam kepalanya menjadi burung gereja yang mengepak jauh. Tenggelam di kaki langit. Dia tak tahu kemana burung kecil itu akan pergi. Yang dia tahu, burung itu selalu bertengger di pohon oak di kota seberang. Itu adalah pohon yang dahannya selalu menengadahkan ranting-rantingnya ke langit. Menimang hujan sembari berdoa. Mungkin burung itu juga akan mengeram rindu di sana. Hanya butuh hitungan hari sampai akhirnya cangkang rindu itu retak dan menetas menjadi candu. Pada awalnya lelaki itu sangat bingung. Kenapa harus nama perempuan itu yang dieja senja. Padahal semenjak nama perempuan itu ada di dalam kepalanya, ia bahkan tak ingin apa-apa lagi. Mengetahui kalau mereka ada di galaksi yang sama saja sudah hampir membuatnya lupa dengan daratan. Apalagi tahu kalau mereka berdua ada di kota yang sama. Memiliki perempuan itu sepertinya akan membuat kehidupannya menjadi utuh....