Akhirnya kau melakukannya lagi. Sungguh hebat. Kau melakukan lompatan momentum yang tak pernah kupikirkan sebelumnya. Melewati segala norma. Mendobrak segala realitas. Seperti api yang mengekalkan apapun dalam ketiadaan namun disisi lain seperti air yang merakit ulang segalanya. Kau kini ada dalam kehampaan. Tenggelam bersama keterasingan yang paling manis di tepian bumi.
Ada saat di mana jiwamu merasa telah menemukan 'sesuatu'. Bukan pikiranmu atau tubuhmu yang menginginkannya. Tapi kau menolaknya mentah-mentah. Seperti muntahan yang kau melihat jijik padanya, padahal itu cerminan dirimu yang lain. Kau takut pada dirimu sendiri? Atau, kau takut pada perasaan-perasaan yang memuakkan itu? Banyak sekali pertanyaan yang kita membutuhkan waktu lebih banyak untuk menjawabnya.
Jangan membuang dirimu sendiri. Jangan hancurkan hatimu yang keras itu dengan palu atau bor yang terbuat dari adukan asing atau pengabaian yang menahun. Sungguh, jangan bilang kau tak mengenal fitrah Tuhan yang paling manis itu. Jangan, jangan menyangkal sisi kemanusiaan kita yang lucu itu. Dunia ini memerlukannya supaya manusia tak terlalu serius menjalani ujian.
![]() |
Starry Night Over The Rhône River by Vincent Van Gogh. |
Tapi bukankah kehampaan itu juga perlu? Kupikir, hampa adalah awal mula dari segala sesuatu. Kalau tak ada ruang hampa maka tak ada yang bisa menempatinya. Kuperingatkan, jangan terlalu mengikuti arus di sungai purba yang telah menghanyutkan alasan-alasan. Ciptakanlah sendiri momentum itu. Buatlah sendiri arus yang membawa perahu kecilmu yang bocor menemukan dermaganya.
"Kau bisa berenang kan?"
"Tentu saja, dari kecil aku berenang di sungai yang bisa menulis dirinya sendiri."
"Lah, kupikir kau memang tintanya."