Posts

Showing posts from October, 2012

melipat momentum

Image
Akhirnya kau melakukannya lagi. Sungguh hebat. Kau melakukan lompatan momentum yang tak pernah kupikirkan sebelumnya. Melewati segala norma. Mendobrak segala realitas. Seperti api yang mengekalkan apapun dalam ketiadaan namun disisi lain seperti air yang merakit ulang segalanya. Kau kini ada dalam kehampaan. Tenggelam bersama keterasingan yang paling manis di tepian bumi. Ada saat di mana jiwamu merasa telah menemukan 'sesuatu'. Bukan pikiranmu atau tubuhmu yang menginginkannya. Tapi kau menolaknya mentah-mentah. Seperti muntahan yang kau melihat jijik padanya, padahal itu cerminan dirimu yang lain. Kau takut pada dirimu sendiri? Atau, kau takut pada perasaan-perasaan yang memuakkan itu? Banyak sekali pertanyaan yang kita membutuhkan waktu lebih banyak untuk menjawabnya. Jangan membuang dirimu sendiri. Jangan hancurkan hatimu yang keras itu dengan palu atau bor yang terbuat dari adukan asing atau pengabaian yang menahun. Sungguh, jangan bilang kau tak mengenal fitrah Tuhan...

sepayung hujan

Image
Sejak umur sepuluh tahun saya punya pertanyaan aneh. Kenapa hujan selalu datang bersama berita duka atau kematian? Ya, saya tidak tahu kebetulan macam apa itu. Ketika ada seseorang yang meninggal di sekitar saya, hujan selalu menyapu. Di pekuburan atau di rumah duka, entah dia lebat atau hanya gerimis. Bau udara lembab yang diaduk dengan tanah, daun-daun basah, denting di atas genteng. Dan saya masih pada pertanyaan yang sama setelah semua hal itu membias. Hujan dengan suasana berkabung adalah yang paling saya benci. Kenapa Tuhan menurunkan hujan melankolis itu ketika lambaian tangan menjadi lebih pahit dari obat dokter yang berwajah masam? Saya benar-benar bingung. Apakah air mata dari yang orang-orang yang ditinggalkan memuai dan membentuk awan secepat kilat? Ataukah, hujan adalah sapu tangan langit untuk orang-orang yang kehilangan? Hujan masih terus menyapu saat tanda tanya mulai menyerbu bak serdadu di dalam kepala ini. Sekarang, saya menjadi terbiasa dengan hujan seperti i...

lelaki yang tidak konsisten

Image
Belakangan ini lelaki yang tidak konsisten itu sering sekali terbangun tengah malam. Bulan bermain di antara pukul dua dan tiga. Langit malam kemudian menjelma menjadi taman. Bintang adalah kedip lampu yang menerangi taman itu. Di sana ada Nebula yang sedang duduk di kursi perak. Matahari dan bulan bertanya-tanya tentang rindu. Lalu dia menemukan bayangan. Suasana remang di dalam kamar menjadi pameran bayangan dari segala penjuru. Bayang lampu, bayang lemari, bayang gelas di atas meja, bayang buku-buku yang menumpuk, dan juga bayang titik-titik cahaya yang mengintip lewat ventilasi. Ini adalah galeri bayangan pribadi miliknya. Hanya miliknya seorang, tak ada yang akan akan dijual. Lagi pula, mana ada yang mau membeli bayangan. Mungkin hanya orang yang sangat kesepian yang ingin membelinya. Barangkali untuk menjadikannya teman. Lelaki itu benci bangun di tengah malam. Karena di saat seperti itu pikirannya akan dipermainkan oleh hening. Entah hening akan menyembunyikannya di mana....