Posts

Showing posts from June, 2012

Kepada hati untuk otak

Image
Apa kabarmu di atas sana? Aku harap, kau masih baik-baik saja di sana. Yah, walaupun memang semua tidak harus berjalan baik-baik saja, tapi aku harap kau masih bisa bangkit saat semua menjadi seperti yang tak kau harapkan. Aku percaya, kau selalu bisa melakukan itu. Entah kenapa aku ingin menulis surat untukmu, bukan bermaksud apa-apa. Hanya saja, ini mungkin bentuk kerinduanku padamu. Yah, dalam bentuk yang lebih nyata. Kau bisa mengolah tiap katanya dan merasakan kerinduan yang kurasakan sekarang ini. Lagipula, aku ingin lebih dekat dengamu agar bisa mengerti jalan pikirmu itu. Aku punya beberapa hal untukmu, untuk kita mungkin. Hal pertama. Kau masih menyimpan rasa itu? Rasa yang pernah kita miliki bersama, dimana kita mencintai seseorang sampai tenggelam ke dalamnya: sayangnya tanpa pelampung. Untung saja, kau bisa mengendalikan situasinya. Kau menikmati alirannya, tapi juga menyiapkan dirimu saat hampir tenggelam terlalu dalam. Terimakasih sudah menyelamatkanku waktu itu,...

Rumitnya kita itu

Image
Akhir-akhir ini aku terlalu banyak berpikir tentang macam-macam. Sudut kamar yang tak pernah mandi dengan cahaya pagi, bau ilalang di balik pagar tetangga, semangkuk air hujan di daun talas pekarangan rumahku dan langit yang menanam berhektar awan. Yang terakhir itu begitu manis akhir-akhir ini, apa lagi dipukul setengah enam sore. Melankolis katamu. Aku juga sempat memikirkan cinta. Ah, lagi-lagi kau mengingatkanku tentang cinta. Lantas, apa yang harus kukatakan lagi tentangnya? Kau sudah begitu tahu luar dalamnya. Bagaimana hatimu tiba-tiba menjatuhkan diri, kemudian terluka, dan suatu hari sembuh lagi. Lalu, kenapa aku harus memikirkannya untukmu? Kenapa kau tak memikirkannya sendiri saja, agar kelak kau bisa menceritakan tentang biasnya, letupnya, dan kiranya itu hanya kabut di pagi yang gerimis. Lagi pula, kenapa kita harus memikirkan tentang cinta melulu? Kenapa bukan cinta saja yang memikirkan kita, sesekalipun tak apa, agar dia tahu bagaimana rumitnya berpikir seperti ini....

Senja dimakan waktu

Image
“Kamu masih suka laut?” tanyamu pelan disore yang mulai berwarna keemasan dengan garis-garis pantai yang mengabur. Aku suka duduk berdua seperti ini denganmu, menghabiskan waktu lelahku sepulang bekerja sambil melihat kearifan matahari dan bulan yang bertukar waktu. “Tentu, kenapa aku harus membencinya?” “Bukankah laut yang membawa keluargamu pergi? Jauh, sangat jauh sampai kamu merasa sendirian sekarang.” “Lantas, apakah aku juga harus membenci Tuhan kita? Dia yang membuat daratan punya batasan yang kita sebut laut ini, jangan bilang kamu lupa sayang” “   .….  ” Kamu terdiam beberapa saat, menunduk sambil menggerakkan kakimu kedepan dan belakang. Mungkin aku terlalu serius menanggapi pertanyaanmu dan membuat obrolan kita yang lepas menjadi terlalu kaku. Aku masih terdiam beberapa lama karena ingin mendengar jawabanmu. “Bagaimana kalau kita beli es krim di sana dan melupakan obrolan barusan.” Ujung garis bibirmu melebar kesamping dan memberi tiupan lembut di...

melihatmu bahagia selalu

Image
Aku masih sibuk dengan hobiku sedari beberapa jam yang lalu, memperhatikanmu. Ah itu, aku senang melihatmu seperti itu. Matamu yang menyipit karena tersenyum sambil bercanda dengan penata busanamu, wajahmu yang sumringah dan suara tawamu yang menyengat kupingku, bahagianya. Gaunmu itu pasti pilihanmu sendiri, aku tahu motif favoritmu dan warna kesukaanmu yang masih saja itu. Hari ini hari bahagia kita. Iya, rasanya aku ingin mengatakannya dengan lantang saat ini. Kenapa aku bisa sebahagia ini? Aku memperhatikan lagi setelan jasku sendiri, serba hitam seperti pemeran utama film Man In Black. Ah ini, aku lebih berwibawa rasanya. Tapi jantungku terasa aneh, kenapa detaknya berbeda? Tak seperti yang kubayangkan. Keluarga besarmu juga datang, mereka pasti bahagia, bisa kulihat dari binar mata mereka. Kamu tak mendengar doa-doa yang manis itu? Yang mengharapkanmu bahagia dari lubuk hati mereka yang bahkan hanya Tuhan yang tahu dalamnya. Apa lagi dua saudara perempuanmu yang tersenyum men...