Saya tahu ini bukan pertama kalinya perasaan semacam itu merasuki
kita. Tapi saya merasakannya seolah semuanya baru pertama kali. Hari yang
malas. Kaki yang enggan kemana-mana. Ruang tamu, cerita absurd dan
rahasia-rahasia dibongkar muat dengan senang hati. Tak ada yang lebih nyaman
dari menjadi dirimu sendiri.
Seolah saja matamu yang sungai itu selalu menghanyutkan
segala ragu menjauh. Sejak pertama kali melihatnya, saya mulai sadar. Walau matahari
membeku suatu ketika, matamu bisa hadir sebagai hangat yang lain. Hal-hal baik di
dunia memang tak pernah berhenti. Tak pernah benar-benar berhenti. Walaupun
penderitaan juga tak pernah. Terasa sama saja. Harusnya kita bisa menikmati
keduanya dengan jalan yang sama. Tapi terkadang saya hanya terlalu kalut untuk
menentukan jalan.
Kau tahu, saya merasa kita pernah ada di bus yang sama dengan jurusan yang
sama. Tapi sayangnya kita berhenti di halte yang berbeda. Tiap orang sepertinya
punya takdirnya untuk berhenti di mana, akan kemana dan ingin melakukan apa
setelah turun dari bus. Sedang saya tak tahu ingin berhenti di mana setelah bus
ini bosan mengantar. Mungkin karena saya orang yang terlalu menikmati setiap perjalanan sampai lupa menentukan tujuan. Mungkin juga karena saya merasa perjalanan seperti itu adalah tujuan saya.
O, hidup ini memang selalu penuh dengan kemungkinan-kemungkinan lain.
Saya masih berharap. Suatu hari ada seseorang yang naik di bus itu. Duduk di
sebelah saya dan menemani saya melewati jalan-jalan asing. Tak perlu bercerita. Tak perlu melucu. Bahkan
tak perlu kata-kata. Bukankah keberadaan lebih penting daripada perhatian yang
dibuat-buat? Saya rasa, itu gunanya tuhan memberi kita bahu. Tapi kalau kau memaksa melakukan sesuatu. Tak mengapa, kau boleh tersenyum. Karena senyum juga bahagia dan getir yang digaris menjadi satu.
pict from here
Mungkin suatu saat saya akan bosan melihat samudra dan memutuskan untuk turun dari kapal saya dan menaiki bus yang sedang kamu naiki, mungkin~
ReplyDeletebaiklah. saya menunggu hari yang bosan itu dwi.
DeleteMas, biarkan aku yang akan menemani dalam setiap perjalanamu di samping kursimu heheheee,,,,,,
ReplyDeleteCie berharap ada yang duduk di samping kursinya....
hha duduk sendirian itu membosankan kang.
DeleteSaya sukkaaa...
ReplyDeletepernah juga ngalamin yang di paragraph pertama
wah.
Deleteterima kasih sudah mampir.
ah mau menikmati perjalanannya saja, mungkin nanti ada juga penumpang yang turun, tinggal, dan menetap di arah yang sama :D
ReplyDeleteberpapasan zie..
Deleteendingnya boleh jg nih :)
ReplyDeleteterima kasih sudah mampir..
Deletewooww kerenn... :)
ReplyDeleteterima kasih sudah membaca..
Deletekeren.
ReplyDelete:))
terima kasih kunjungannya..
Deletenice story.. ^^
ReplyDeletekeren .. keren..